Thursday, March 12, 2015

Aku hanyalah seorang pemuda chinese yang berwajah dan berperawakan biasa-biasa saja, dan aku sendiri tidak tahu apa yang menjadi daya tarik diriku sehingga seorang wanita setengah baya ingin berkencan denganku. Nama yang ada dalam cerita ini sudah aku samarkan jadi selamat membaca. Dan semua itu berawal dari cerita ini.
cerita-sex-gigolo-pesanan-tante
Pada pertengahan tahun lalu ketika aku sedang berkunjung di sebuah mall didaerah Jakarta Pusat. Waktu itu aku sedang berdiri didepan sebuah restoran cepat saji sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang didepanku, dan ternyata tanpa aku sadari ada seorang wanita yang sedang memperhatikan aku dan dia menyuruh pelayan restoran itu untuk memanggil aku.
“Maaf pak, anda dipanggil oleh ibu yang di dalam” kata pelayan itu kepadaku.
Aku kaget dan bingung.
“Haah? ibu yang mana ya?” tanyaku pada dia
“Itu ibu yang didalam yang pakai baju warna hijau. Nah.. yang sedang melambaikan tangannya itu” jawab pelayan itu lagi.
Dan aku melihat seorang wanita setegah baya sedang melambaikan tangannya padaku.
“Aku?” tanyaku pada wanita itu sambil aku menunjuk diriku sendiri dan berkata pelan.
Kulihat wanita itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan aku menghampiri dia sambil tak lupa mengucapkan terima kasih pada pelanyan itu.
Setelah agak dekat kulihat seorang wanita chinese yang berperawakan agak gemuk dan wajah yang sama sekali belum aku kenal. Setelah mendekat akupun memperkenalkan diriku sambil menyalami wanita itu.
“Hallo, saya Ferry, anda siapa?” tanyaku pada wanita itu
“Saya Mira, panggil saja tante Mira.
Saya perhatikan dari tadi anda berdiri terus disana? sedang menunggu teman atau sedang menghitung orang yang lewat? Ayo silahkan duduk, ga ditarik bayaran kok” jawab tante Mira sambil bercanda.
Akupun duduk dihadapannya agar kita bisa bercakap-cakap lebih enak
“Ahh.. tante bisa aja, ga kok lagi iseng aja, sambil ngeliatin orang yang lewat. Tante sendiri sedang apa disini? kok sendirian?” tanyaku
“Iya nih, saya sedang cari accessoris mobil buat kejutan anak saya, tapi saya bingung sendiri mau cari apa dan dimana” jawabnya
“Memang tante mau cari barang apa? mungkin saya bisa bantu cari kalo tante nggak keberatan” jawabku lagi.
Lalu dia memberitahu barang-barang yang dia cari, dan kemudian aku menawarkan diri untuk membantunya.
“Oke saya tinggal dulu ya, tante disini aja” kataku padanya, dan akupun segera pergi mencari barang yang dicarinya.
Setelah setengah jam muter-muter mencari toko yang lengkap dan harga yang bagus, saya kembali lagi ke restoran tersebut dan langsung duduk di depan tante Mira
“Nah.. dapet nich tan” kataku pada tante Mira
“Tan.. tan.. emang ketan, apa setan” kata tante Mira sambil tersenyum
“Eh.. sorry maksudku tante” jawabku sambil cengengesan.
Lalu tante Mira menawarkan aku untuk memesan minuman dan makanan sambil memberi uang
“Wuih, kebanyakan tante, emang saya gentong” kataku
“Udah bawa dulu, sapa tau kamu mau traktir pelayan yang dikasir” jawab tante Mira sambil tertawa.
Akupun tertawa sambil berdiri dan langsung berjalan memesan makanan dan minuman.
Setelah mengembalikan kembalian dan cuci tangan, aku makan sambil menjelaskan hasil surveyku tadi, dan tante Mira sangat antusias sekali mendengarkannya. Setelah makan kamipun mulai berbelanja, dan aku membatu dia membawa barang-barang yang dibelinya yang ternyata bertambah menjadi bermacam-macam barang. Setelah berbelanja aku membantu tante Mira membawa barang-barang belanjaanya kemobilnya yang kemudian disambut oleh sopir
“Wah, terima kasih nih udah dibantuin. Ini buat kamu” kata tante Mira sambil menyelipkan sejumlah uang kesaku bajuku tanpa sepengetahuan sopirnya
“Ah.. ga usah tante, saya cuma mau bantuin tante aja kok” jawabku
“Ahh.. kamu ini, ini juga tanda terima kasih saya atas bantuan kamu. O ya fer, nomor telpon kamu berapa? boleh tante tau?” tanya tante Mira.
Lalu aku memberikan nomor telponku padanya yang disimpan dalam memori hpnya. Lalu diapun memberikan kartu namanya dan berpesan untuk sering-sering menelpon dia, lalu dia masuk kemobilnya dan sambil mengucapkan terima kasih sekali lagi serta melambaikan tangan diapun pergi, kemudian akupun pulang karena hari sudah menjelang sore dan akupun harus siap-siap untuk pergi kuliah. Tak lama sesampainya ditempat kostku, aku mendapat telpon dari tante Mira yang menanyakan apakah aku sudah sampai atau belum, dan dia juga mengajak untuk ketemu lagi besok siang pada saat jam makan siang dikantornya didaerah kuningan dan akupun menyanggupinya.
Keesokkannya aku bersiap-siap untuk bertemu dengan tante Mira, dan aku memakai baju serapi mungkin agar kelihatan seperti orang kerja, sebab aku merasa tidak enak jika nanti anak buah tante Mira melihat aku tidak kelihatan rapi. Tak lama kemudian aku menuju kantor tante Mira untuk bertemu sesuai dengan perjanjian kami. Aku tiba dikantor tante Mira 15 menit lebih awal, dan aku menunggu di lobby kantornya. Tak berapa lama tante Mira keluar dengan menggunakan pakaian kerja rapi sekali berbeda dengan kemaren waktu kita pertama kali bertemu. Setelah berbincang-bincang sebentar kami menuju parkir mobil tante Mira, dan karena tidak menggunakan sopir maka aku yang membawa mobil tersebut
“Kita mau makan siang dimana nih tante?” tanyaku pada tante Mira
“Dimana ya? Dihotel “XXX” aja deh. katanya disana makanannya enak-enak” jawab tante Mira
“Oke” jawabku dan akupun langsung membawa mobil kesana.
Dan sepanjang jalan kami bercakap-cakap, dan dari situ aku baru tahu kalo dia sudah ditinggal oleh suaminya yang meninggal beberapa tahun yang lalu dan sekarang dia mengelola sendiri kantor peninggalan suaminya sedangkan anak satu-satunya yang perempuan masih sekolah.
Sesampainya disana dan setelah memarkirkan mobil, kami langsung menuju restoran hotel tersebut dan langsung memesan makanan
“Kamu mau makan apa Fer?” tanya tante Mira
“Makan apa aja dech terserah tante yang pesan” jawabku, karena aku memang kurang mengerti menu yang enak di restoran itu
“Oke kalo gitu biar tante aja yang pesan ya” kata tante Mira lagi.
Setelah memesan makanan dan pelayan pergi kami bercakap-cakap ringan mengenai pekerjaan tante Mira dan sebagainya, sampai akhirnya tante Mira menanyakan sesuatu padaku
“Fer, sebenarnya kamu kemaren disana lagi ngapain sih? Jawab yang jujur ya” tanye tante Mira padaku
“Memang kenapa tante? masih penasaran ya” jawabku
“Iya nih, sampe ga bisa tidur, memang kenapa sih pake rahasia-rahasia segala” kata tante Mira sambil tersenyum
“Nggak sih, cuma kurang enak aja didengernya. mm.. memang tante mau tau?” tanyaku pada tante Mira
“Iya lah.. kalo nggak ngapain juga aku tanya kamu” jawab tante Mira
“Mmm.. sebenernya aku lagi cari pelanggan” kataku singkat
“Pelanggan? mm.. memang kamu.. gigolo?” kata tante Mira pelan, dan aku jawab dengan anggukan kepala karena pelayan restoran datang mengantarkan makanan yang kami pesan sehingga percakapan kami terhenti, tetapi tante Mira tak berhenti menatapku yang membuat aku agak canggung
“Kenapa tante? nyesel ya kenal sama aku?” tanyaku setelah para pelayan pergi
“Ah.. nggak, mm.. ayo makan” jawab tante Mira mencoba mengalihkan pembicaraan
“Fer, tante mau tanya lagi, tapi kamu jangan marah ya” kata tante Mira disela-sela makannya
“Mau tanya apa tante?” kataku
“mm.. kamu mau nggak melayani tante?” tanya tante Mira padaku, dan giliran aku sekarang yang menatap tante Mira
“Ah.. jangan bercanda tante” jawabku singkat
“Saya serius, mau nggak kamu?” tanya tante Mira lagi
“mm.. terserah tante aja deh” jawabku singkat karena menganggap tante Mira hanya bercanda.
Setelah makan dan membayar bill, tante Mira pergi meningalkan aku sambil berpesan kepadaku agar aku menunggu di situ sebentar. Sekitar 15 menit seorang pelayan menghampiri aku dan mengatakan ada telpon untuk aku dari ibu Mira dan mempersilahkan aku untuk menerima telpon tersebut didekat kasir
“Hallo, ini Ferry”, kataku.
“Hai, Fer. Kamu sekarang naik kekamar nomor 507, aku sudah ada disini” jawab tante Mira dari ujung telpon
“Hah.. jadi serius nih?”, kataku kaget.
“Emang aku kelihatan bercanda tadi? udah cepet kamu dateng” kata tante Mira
“Ups sorry tante jangan marah. Oke, aku kesana sekarang” jawabku dan setelah mendengar suara telpon ditutup dari sebrang akupun menutup telpon, setelah berterima kasih akupun menuju kamar tante Mira.
Setelah sampai didepan kamar, aku menekan bel dan kemudian terdengar suara tante Mira dari dalam mempersilahkan aku untuk masuk. Setelah memutup dan mengunci pintu aku masuk kedalam kamar. Ternyata tante Mira sudah melepaskan semua pakaiannya, tidak ada selembar benangpun yang menempel. Tante Mira langsung menghampiriku lalu dengan buasnya tante Mira menyerbuku dengan ciuman-ciuman yang sangat liar yang aku balas tak kalah buasnya sambil memainkan lidahku didalam mulutnya. Kusedot-sedot lidahnya dan kusapu-sapu langit-langit mulutnya, kami saling sedot dan saling mempermainkan lidah masing-masing didalam mulut lawan main kami.
“Mmm.. Fer.. aku sudah merindukan saat-saat seperti ini” kata tante Mira sambil menatap mataku dan mengulum bibirku lagi.
Tanganku tak tinggal diam, kumulai dengan meraba-raba punggung dan pantat tante Mira, dan mulai kuremas pantatnya yang diiringi desahan yang keluar dari mulutnya setiap kali aku meremas pantatnya. Dan tanganku yang satu lagi membelai kening dan pipi serta telinga dan lehernya yang membuat tante Mira semakin bergairah. Lalu ciumanku turun menciumi daerah leher dengan kecupan-kecupan kecil yang kuselingi dengan ciuman dan gigitan-gigitan lembut yang semakin meMbakar birahi tante Mira. Belaian dan remasanku yang tidak pernah berhenti dan kali ini sudah pindah ke dadanya. Kumainkan jariku di sekitar gundukan payudara yang putih itu membuat gerakan melingkar yang mengarah keputing payudara tante Mira yang sudah tegang.
“Ahh.. sayang, pintar sekali cara kamu membelai dan mencium membuat aku semakin bergairah” kata tante Mira sambil mendongakkan kepalanya menyerahkan lehernya untuk kulumat lebih dahsyat lagi. Lalu kugandeng tante Mira menuju tempat tidur sambil tetap berciuman. Kududukkan dia ditepi tempat tidur dan ciumanku turun ke leher serta tanganku membelai-belai pahanya sambil perlahan-lahan kubuka, lalu ciumanku turun lagi kedaerah dada dan disitu lidahku menari-nari disekitar kedua payudaranya tanpa menyetuh putingnya, dan ciumanku terus turun keperut dan sekali lagi lidahku bermain-main diperut dan pusarnya, ciumanku terus turun sampai kevaginanya, dan disitu kukecup dan kuciumi bibir vagina yang sudah merah merekah dan basah, kudengar dari tadi tante Mira mendesah-desah dan begitu aku sampai divaginanya, tangan tante Mira langsung menekan kepalaku agar lebih masuk kedalam vaginanya tapi dengan lebut kulepas tangannya dari kepalaku, lalu aku bangun dan mulai melepas pakaianku satu persatu dengan gerakan yang erotis, seperti penari striptis agar gairahnya tidak padam.
Kulihat mata tante Mira sudah sayu sekali menahan gejolak yang ada didalam tubuhnya. Sambil melihatku melepaskan baju tangan tante Mira menggerayangi tubuhnya dan memainkan tangannya divaginanya sendiri sambil mendesah-desah. Ketika tinggal celana dalamku saja yang menempel dibadanku, sengaja aku berputar-putar dibangku yang ada di dalam kamar, lalu aku naik keatas bangku dan mulai membuka celana dalamku perlahan-lahan. Dan ketika celana dalamku lepas kulempar kearah tante Mira yang langsung ditangkap dan diciumi olehnya, lalu celana dalamku dibuangnya dan dia langsung bangkit menghampiriku.
“Akh.. kamu memang pintar membuat orang penasaran dan bergairah” kata tante Mira sambil memegang dan mengocok penisku.
Aku tetap diatas bangku dan tetap menari-nari erotis menggoda tante Mira. Tante Mira mulai menciumi penisku dengan kecupan-kecupan kecil diseluruh batang dan kepala penisku, lalu dimasukkannya kepala penisku kedalam mulutnya dan disedot kuat-kuat olehnya sampai ngilu kurasakan. Lalu kulepaskan penisku dari mulutnya dan aku turun dari atas bangku dan gantian menyuruhnya duduk dibangku itu, kakinya kunaikan kepegangan tangan bangku sehingga vaginanya kini terpampang jelas didepanku, dan aku mulai dengan ciuman dibibir dan langsung turun keleher lalu kedua payudaranya kucium dan kumainkan lidahku lagi disekitar payudaranya hanya saja kali ini lidahku terus menuju putingnya, dan kumainkan puting tante Mira yang sudah mengeras dengan lidahku, lalu kusedot-sedot dan kujilat-jilat putingnya serta tak ketinggalan salah satu tanganku bermain divaginanya yang sudah basah oleh lendirnya “Akh.. enak sekali sayang, ohh.. kamu pintar sekali mempermainkan lidah dan tanganmu” kata tante Mira sambil mendesah keenakan.
Kusedot puting tante Mira dengan lembut disertai dengan gigitan-gigitan yang membangkitkan gairah tante Mira, dan ibu jariku mulai memainkan klitoris sedangkan jari telunjuk dan jari tengah kumasukan secara perlahan kedalam liang vagina tante Mira dan kukocok dengan gentle karena aku tahu dia sudah lama tidak berhubungan dengan pria.
“Ahh.. Ferry.. kamu.. kamu.. benar-benar.. ahh.. pintar.. aku.. aku.. sudah tidak kuat lagi.. akhh” kata tante Mira sambil menengadahkan kepalanya yang disusul dengan remasan tangan tante Mira dikepalaku dan menekan kepalaku agar lebih menempel pada payudaranya, lalu tubuhnya bergetar dan dia setengah berteriak mendapatkan orgasmenya.
Mengetahui tante Mira yang sedang mengalami orgasme, kusedot dan kugigit-gigit lembut putingnya, dan jari-jariku tetap mengocok dan mempermainkan klitorisnya dengan gentle yang menyebabkan orgasme tante Mira tidak kunjung padam sampai beberapa saat. Setelah beberapa menit tubuh tante Mira mulai tenang kembali, ku lepaskan jari dan pagutanku dipayudaranya, dan kudiamkan tante Mira untuk merasakan sisa-sisa orgasmenya
“Oh.. enak sekali rasanya, tak kusangka aku masih bisa merasakan orgasme seperti itu setelah sekian tahun tidak pernah merasakan” kata tante Mira sambil matanya menerawang menatap langit-langit kamar hotel.
Dan kulihat setitik air mata keluar di sudut mata tante Mira.
Kuhampiri tante Mira dan Kukecup keningnya dan cium sudut mata yang menitikan air mata itu, lalu kugendong tante Mira ketempat tidur. Kutidurkan tante Mira dan kudengar isak tangis tante Mira yang dia tahan.
“Kenapa tante? jangan sedih dong tante, kalo tante sedih saya jadi ikut sedih” kataku
“Bukan, saya bukannya sedih tapi saya merasa sangat gembira karena bisa bertemu dengan kamu dan bisa merasakan kembali orgasme yang sangat indah seperti tadi” jawab tante Mira sambil tersenyum menatapku.
Kubalas tatapan matanya dan kukecup lembut bibirnya lalu tante
Mira melingkarkan tanganya kepundakku, menarik kepalaku dan kamipun mulai berciuman lagi dengan mesra tidak liar seperti tadi.
Ciuman dan kuluman kami lama lama berubah menjadi napsu yang mulai membakar kami berdua, tanganku mulai meraba dan meremas kedua payudara tante Mira, ciumanku turun dan mencumbu lehernya.
“Ah.. Ferry, kamu memang pintar sayang” kata tante Mira sambil jari-jarinya meremas-remas rambut kepalaku dan meraba-raba punggungku.
Cumbuanku turun menuju kedua payudaranya dan kucumbui dengan mesar kedua payudaranya, kukulum dan kusedot serta kujilat kedua puting itu bergantian sambil tanganku tak hentihentinya meremas dan memainkan puting dan payudara tante Mira bergantian dan saling mengisi.
Setelah agak lama aku bermain di payudaranya kulihat kedua paha tante Mira saling behimpitan dan digesek-gesekannya sendiri, melihat itu tanganku turun menuju paha tante Mira yang langsung dibukanya yang menandakan dia ingin agar vaginanya juga dijamah. Kubelai lembut bibir vagina tante Mira yang disusul dengan erangan tante Mira yang dari tadi hanya mendesah-desah saja
“Akhh.. jangan hanya dibelai dang sayang, aku ingin yang lebih, biar aku bisa merasakan seperti tadi” kata tante Mira merajuk.
Mendengar perkatan tante Mira, cumbuanku perlahan turun menghampiri vagina tante Mira sambil lidahku terus menari-nari ditubuhnya seperti mandi kucing, kujilati semua permukaan tubuhnya
“Akhh Fer, lidah kamu.. akh.. geli Fer.. akh.. enak” ceracau tante Mira tak karuan.
Sampai akhirnya lidahku di vagina tante Mira yan sudah basah, dan karena memang aku paling menyukai permainan oral yang menurutku bisa memberikan sensasi yang luar biasa bagi yang mengoral dan yang dioral. Langsung kucumbu bibir vaginanya seperti orang sedang ciuman, dan kumainkan lidahku dengan menusuk-nusukkan lidahku kedalam lubang kenikmatan tante Mira yang semakin membuat tante Mira kelojotan.
“Ohh.. Fer akh.. nikmat sekali rasanya.. uhh.. lidah kamu benar-benar hebat” kata tante Mira sambil meremas-remas rambutku dan menekan-nekan kepalaku agar lidahku lebih masuk kedalam.
Tanganku tak tinggal diam, yang satu meremas dan meraba kedua payudara tante Mira bergantian dan yang satu lagi bergantian dengan lidahku, jika lidahku sedang bermain dengan klitorisnya jari-jarikun menggantikan lidahku untuk menusuk-nusuk liang vagina tante Mira dan jika lidahku sedang bermain dengan vaginanya jari-jariku bermain dengan klitoris tante Mira terus bergantian sampai vagina tante Mira yang sudah basah bertambah basah, dan dengan napsu aku sedot dan jilat semua cairan yang keluar dari vaginanya sampai bersih dan kukocokkocok lagi dengan lidah dan jariku sampai basah lagi dan kusedot dan kujilat lagi terus sampai akhirnya kudengar jeritan dari tante Mira.
“Akhh Ferry tante sudah nggak kuat lagi, tante mau dapet lagi Fer.. okhh” jerit tante Mira dan bersamaan dengan itu tubuhnya bergetar lagi bahkan lebih keras dari yang tadi, tangan yang tadinya meremas-remas rambutku berubah menjadi jambakan dan dorongan supaya kepalaku lebih menekan kevaginanya.
Wajahku disapu-sapukan keseluruh permukaan vaginanya secara acak karena dia sendiri tidak dapat menahan ledakan orgasme yang sedang dirasakannya. Beberapa menit kemudian tante Mira mulai tenang walaupun napasnya masih berburu tapi dia sudah lebih tenang dan memejamkan matanya, kulepaskan cumbuanku dari vagina tante Mira sambil sebelumnya kukecup lembut vagina yang sekarang makin memerah karena tadi dengan wajahku digosok-gosok oleh tante Mira. Sebelum tante Mira tersadar dari buaian orgasme kuatur posisiku dan mulai kutusukkan penisku dengan lembut kedalam vagina tante Mira, dan ketika kepala penisku masuk kedalam lubang vaginanya tante Mira melenguh dan menengadahkan kepalanya keatas sambil tubuhnya terakat dan kulihat dia menggigit bibir bawahnya sendiri.
“Sakit tante? kalo sakit aku cabut” kataku lembut disamping telinganya sambil agak sedikit mencabut penisku yang langsung ditahan oleh tangan tante Mira yang memegang belakang pantatku.
“Jangan Fer. Pelan-pelan saja ya, aku sudah lama tidak begini, jadi agak sakit” kata tante Mira sambil menatap mataku lembut, dan kubalas tatapannya dengan mesra dan senyuman sambil mengecup bibir tante Mira.
Sedikit-sedikit kutekan panisku dengan lembut masuk kedalam vagina tante Mira sambil kukocok pelan agar vagina tante Mira mengeluarkan cairan agar lebih basah. Setiap kali kudorong penisku masuk kedalam vaginanya tante Mira melenguh dan semakin erat memelukku, seakan dia ingin merasakan gesekan yang terjadi di dalam tubuhnya, akhirnya penisku masuk semua kedalam vagina tante Mira, kudiamkan sejenak agar tante Mira bisa lebih santai dan dapat lebih menikmati permainan yang akan dimulai. Perlahan aku mulai mengocok penisku yang diiringi oleh desahan dan lenguhan tante Mira yang mulai menikmati permainan kita dan mulai bisa mengikuti irma kocokanku dengan mulai menggoyang pinggulnya.
“Oh sayang, kamu pintar sekali bisa memberikan kenikmatan yang sudah lama tidak tante dapatkan. Oh sayang, rasanya tante mau orgasme lagi.. oh sayang nikmat sekali” kata tante Mira sambil menatapku dengan mesra dan manja, lalu tubuhnya mulai begetar dan pelukkannya bertambah erat.
Kucium bibir tante Mira yang langsung dibalas dengan ciuman liar dan diselingi teriak-teriakan kecil, seketika itu juga kupercepat kocokan penisku didalam vagina tante Mira serta kucumbu lehernya dan kedua payudaranya bergantian yang membuat tubuh tante Mira makin begetar, rambutku dijabakinya lagi dan wajahku digosok-gosok kepayudaranya sambil mulutnya tak henti-hentinya menjerit-jerit. Mungkin tante Mira sudah lama tidak merasakan cumbuan seorang pria dan sudah sekian lama pula memendam persaan napsu yang ada dalam dirinya sehingga dia cepat sekali nemdapatkan orgasmenya. Beberapa menit tubuh tante Mira bergetar dan menggelepar-gelepar kepalanya digoyangkan kekiri dan kekanan hingga akhirnya dia bisa tenang kembali dan kocokan penisku juga menjadi pelan agar dia bisa menarik nafas.
“Mmm.. terima kasih sayang, enak sekali tadi, rasanya aku terbang keawang-awang dan kamu sebagai pilotnya” kata tante Mirasambil tersenyum padaku, kulihat keringat membasahi kening dan wajahnya, kuambil tissu yang ada dipinggir tempat tidur dan kuusap keringat yang ada diwajah dan keningnya sabil terus mengocok penisku dengan lembut.
“Masih mau lagi sayang?” tanyaku. Dan dia hanya mengangguk setuju.
“Dari belakang ya?” kataku lagi sambil membuang tissu bekas keringat tadi.
Dan kuatur posisiku dan posisi kaki tante Mira agar dia bisa berputar tanpa haru melepaskan penisku dari lubang vaginanya, yang rupanya memberikan sensasi sendiri bagi tante mira pada saat dia berputar karena dia bisa merasakan penisku didalam vaginanya.
“Akh.. rasanya geli sekali tadi seperti ada yang menggelitik dinding vaginaku” kata tante Mira manja sambil tersenyum.
Setelah posisi doggy sudah pas, aku mulai mengocok penisku lagi sambil kurengkuh kedua payudara yang menggantung di dadanya dengan salah satu tanganku, kuremas dan kumainkan putingnya. Tanganku yang satulagi sambil memeganggi pinggul tante Mira jari-jariku masuk kedekat bibir vagina dan mencari klitoris tante Mira, lalu ku mainkan klitorisnya dari belakang.
“Akhh.. Ferry, kamu benar-benar gila dan nakal, okhh.. stop sayang jangan begini, ahh.. kalo begini tante ga kuat oh.. stop sayang stop” pinta tante Mira padaku dan tidak aku perdulikan lagi karena akupun sedang berpacu dengan napsuku yang aku rasakan akan segera meledak.
“Okhh.. tante aku mau keluar tante ahh.. enak sekali” kataku pada tante Mira.
“Akhh.. tante juga sayang akh.. kita sama sama ya” balas tante Mira.
Lalu kucabut penisku dan kubalikkan tubuh tante Mira lalu kuangkat kakinya dan kutaruh dipundakku lalu kudorong penisku agak keras masuk kedalam vaginanya lagi.
“Akh.. permainanmu benar-benar hebat sayang” kata tante Mira yang sudah tidak aku hiraukan lagi.
Kukocok dan kukocok penisku dengan cepat dan keras diiringi erangan dan jeritan tante Mira yang tak lama kemudian tubuhnya bergetar dan menggelepar-gelepar ketika mendapatkan orgasmenya lagi untuk kesekian kalinya sambil tangannya meremas tanganku yang sedang meremas-remas kedua payudaranya, yang tak lama kemudian aku susul dengan semprotan sperma dari penisku kedalam vagina tante Mira sehingga tubuh kami sama-sama bergetar dan menggelepar-gelepar dan sama-sama mengerang dan menjerit.
“Akhh.. tante aku keluar tante akhh.. enak sekali” kataku.
“Akhh.. iya sayang tante juga akhh.. nikmat sekali oh enak sekali rasanya” balas tante Mira.
Lalu kuciumi bibir tante Mira dengan buas sambil mengocok penisku untuk merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami rengkuh. Kurebahkan tubuhku kesamping tante Mira, kami berdua saling memejamkan mata mengingat-ingat kenikmatan yang baru saja kami dapatkan sambil mengatur nafas kami. Beberapa saat keheningan menyelimuti kamar kami, dan ketika nafasku sudah teratur aku membuka mata dan kulihat tante Mira masih memejamkan mata sambil mengatur nafasnya yang masih memburu. Kuhampiri dia dan kukecup kening, pipi dan bibirnya lalu dia membuka matanya.
“Tante hebat sekali bisa kuat sampai berkali-kali” kataku pada tante Mira.
“Ah.. kamu juga hebat bisa membuat tante mengalami orgasme sampai berkali-kali” jawab tante.
Mira dan kamipun berdua saling tersenyum dan tertawa, dan kupeluk dia dari samping dan sekali lagi kukecup pipinya dan kami memejamkan mata kami lagi beristirahat.
Setelah beristirahat kami masuk kekamar mandi berdua untuk mandi dan saling membersihkan, dan ketika membersihkan penisku tangan tante Mira mengocok-ngocok penisku sehingga penisku berdiri tegak lagi, lalu dibersihkannya busa sabun yang ada dipenisku dengan air shower dan dikecupnya kepala penisku.
“mm.. tapi tante belum sempat merasakan penis kamu dimulut tante, dan sekarang tante ingin merasakannya” kata tante mira dan mendorongku agar duduk di pinggiran bathtub, lalu dia mulai mengulum dan menjilati seluruh permukaan penisku dari kepala sampai pangkalnya dan kantung kedua bijiku juga diciuminya.
“Akhh tante enak tante.. enak sekali” erangku merasakan kenikmatan mulut tante Mira sewaktu dia mengulum dan mengocok penisku didalam mulutnya.
Dan kubelai-belai rambut tante Mira kusibakkan kebelakang agar aku bisa melihat ekspresi wajah tante Mira ketika mengulum dan menjilati penisku. Kulihat bibir dan lidahnya bermain-main dengan hebat dan pintar sekali. Tanganku jadi tidak bisa diam dan kuraih pantat tante mira dan mulai kucari klitorisnya, kumainkan jariku didalam lubang vagina tante Mira yang sudah basah dan ibu jariku memainkan klitorisnya.
Beberapa saat kemudian kurasakan aku akan menyemprotkan spermaku lagi, dan kupercepat kocokan tanganku di vagina dan klitors tante Mira karena aku tidak mau jika aku sampai kluar dulu, dan benar saja tak lama kemudian tante Mira mulai bergetar dan melepaskan kulumannya dipenisku dan mengerang sambil menjerit.
“Akhh Feryy.. tante dapet lagi okhh.. kamu memang pintar Fer akhh” kata tante Mira sambil tubuhnya menggelepar-gelepar mendapatkan orgasmenya dan terus kukocok jariku divagina dan klitorisnya.
Setelah dia bisa mengendalikan diri tante Mira langsung meraih penisku dan mengulum serta mengocok-ngocok penisku sehingga sensasi yang kudapat lebih hebat.
“Akhh tante aku keluar tante aku keluar akhh” kataku dan tante Mira makin mempercepat kulumannya pada penisku tak lama akupun menyemprotkan spermaku didalam mulut tante Mira.
Ketika aku akan orgasme jariku ikut mengocok lagi vagina dan klitoris tante mira dengan cepat dan ternyata membuahkan hasil, tubuh tante Mira bergetar lagi mendapatkan orgasmenyahanya saja kali ini tidak dengan jeritan dan erangan karena mulutnya langsung menyedot penisku sehingga semua sperma yang muntah dalam mulutnya langsung masuk kedalam kerongkongan tante Mira dan semuanya ditelan tanpa sisa oleh tante Mira, disedot dan dijilatin semua batang penisku sampai bersih tak ada bekas sperma sedikitpun.
“Oh.. tante enak sekali oralan tante” kataku sambil tersenyum dan menarik jariku yang basah oleh cairan vagina tante Mira dan kujilati cairan yang ada di jariku.
“Mmm.. abis punya kamu enak sih rasanya, bentuknya juga bagus” kata tante Mira sambil terus mengecup dan menjilati kepala penisku sehingga aku merasakan geli-geli disekitar penisku dan kamipun berdua tersenyum karena satu sama lain saling memuji.
Lalu kami saling membersihkan lagi dan mengeringkan tubuh, lalu kami bersiap-siap untuk keluar karena jam sudah menunjukan pukul 16. 30 dan tante Mira harus kembali kekantor sedangkan aku harus kuliah. Sesampainya dikantor dan memarkirkan mobil tante Mira aku langsung pamit untuk pulang karena harus kuliah. Dan seperti biasa tante Mira menyelipkan uang kedalam saku celanaku hanya saja kali ini didalam amplop yang mungkin sdah disiapkan olehnya entah kapan aku tak tahu. Setelah kami saling berterima kasih dan berjanji untuk tetap saling menghubungi, akupun pulang menggunakan taksi dan tante Mira masuk kedalam kantornya.
Begitulah pengalamanku dengan tante Mira yang sampai sekarang masih tetap berhubungan bahkan lebih dekat lagi, sampai-sampai aku dikenalkan kepada anaknya sebagai saudara jauhnya. Dan kamipun masih sering bercinta setiap waktu. Terima kasih tante Mira untuk semua yang sudah tante berikan pada saya.

0 comments:

Post a Comment