Antara Aku, Tante Ratna dan Mbak Susi | Kali ini saya kedatangan Tante saya, Tante Ratna dan temannya yang saya panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi adalah orang sunda asli dengan kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg sesuai dengan payudara yang saya perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh pada Mbak Susi. Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari saya, makanya saya panggil dengan Mbak. Tante Ratna orangnya supel dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan payudara yang kencang karena rajin fitnes, ukuran 34B. Cantiknya seperti artis Hongkong Rosamund Kwan kira-kira dan Mbak Susi seperti artis Venna Melinda. Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan selama lima hari. ***** "Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya" kata Tante Ratna sambil membereskan pakaian dalamnya. "Kemana Tante?" jawab saya sekenanya, sambil jelalatan melihat BH merah punya Tante Ratna, sungguh pemandangan yang indah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya.. He.. He.. "Mbak mau ke mall sebentar beli pulsa nich!" Mbak Susi menjawab mengandeng tangan saya akrab. "Beres boss.." Kemudian saya dan Mbak Ratna ke mall, di dalam taksi saya perhatikan Mbak Ratna sungguh seksi dengan hem atasan berwarna putih ketat memperlihatkan payudaranya yang membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, hingga lekuk-lekuk celana dalamnya samar-samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar. Sungguh membuat saya pengin ngentot aja. Tapi itu harapan saja coy. "Ramai juga mallnya ya!" "Iya.. Eh.. Mbak.. Sini" lalu saya menarik tangannya, sungguh halus dan lembut. "Counter handphone di sana toh" Karena ramai maka saya Mbak Susi mepet di depan saya hingga pantatnya yang terbungkus rok menempel di depan kontol saya. Wah ini kesempatan nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan kontol saya yang sudah tegak kepantatnya Mbak Susi, untuk tadi saya pakai celana panjang kain. Sensasinya begitu nikmat, apalagi dimasukin nich. Asoy geboy mak. Selesai acara mepet-mepetan tad karena udah sampai dan bla, bla, bla tanpa kejadian yang hot. Di malam ketiga, saya, Tante Ratna dan Mbak Susi ngobrol sampe malam, kira-kira jam 21.00. "Ndi Mbak Susi tidur duluan ya" "Iya Mbak.. Mimpi yang indah ya Mbak!" Lalu menyusul Tante Ratna yang malam itu memakai longdress yang belahannya seolah-olah tak muat untuk payudara yang putih bersih itu. Malam itu Tante Ratna tidur sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu. Tinggal saya yang memencet-mencet tombol remote TV karena acaranya tak begitu bagus. Kira-kira jam 23.00 saya mendengar jeritan kecil, karena penasaran saya datangi sumber suara itu dan arahnya ternyata dari kamar tamu. Saya jadi penasaran nich, kebiasaan ngintip kambuh lagi nich pembaca, kamar tamu itu cuma dibatasi kaca nako yang kebetulan kordennya setengah tertutup. Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh mengagetkan dan mengasyikkan. Tante Ratna sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Ratna sedang meremas-remas payudara Mbak Susi yang sudah terbuka setengahnya dan baju atas piyamanya sudah tidak beraturan lagi, menampakkan payudara dan BH hijaunya. Mmh sedap. "Rat.. Jangan.. Apa yang kamu lakukan" Mbak Susi berusaha menahan tangan payudaranya. "Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh.." rintih Tante Ratna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan liar sambil menarik BH hijau Mbak Susi hingga terpampanglah dua gunung putihnya. "Jang.. an.. Saya.. Masih suka sama pria Rat.." terengah-engah Mbak Susi menjawab karena Tante dengan giat mencium dan mengulum mulut, kemudian ke bawah puting Mbak Susi yang sudah kencang itu digigit dan dikulum Tante Ratna dengan gemas sambil tangan mengusap-ngusap celana dalam Mbak Susi yang berwarna putih itu. "Pe.. Lan.. Ada Andi tuch" "Udah diam aja kamu Sus!" bentak Tante Ratna pelan, sambil membuka longdressnya yang ternyata tidak memakai BH dan celana dalam. "Ssh.. Geli.. Ratna.. Ssh.." rintih Mbak Susi yang kelihatan sudah mulai terangsang. Tante Ratna mulai menciumi perut dan vagina Mbak Susi yang terbungkus celana dalam putih, beberapa menit kemudian terbukalah celana dalam Mbak Susi dan Tante Ratna mengambil posisi 69, saling menjilat vagina masing sambil jari tangan Tante Ratna tak henti keluar masuk vagina Mbak Susi yang sudah mulai basah. "Ce.. Pat.. Sus.. Saya mau keluar!" "I.. Ya.. Rat.. Samaan.. Ke.. Luarnya ya" jawab Mbak Susi sambil mempercepat jarinya begitu juga Tante Ratna. Kedua wanita itu saling mempercepat kegiatan masing-masing dan akhirnya mereka orgasme. Kemudian mereka tidur bugil sambil berpelukan. Ah.. Ternyata kontol saya dari tadi juga sudah keluar nich, biasa ngocok sendiri. ***** Keesokan paginya.. "Pagi Tante.. Pagi Mbak Susi" salam saya pada kedua wanita tersebut. "Pagi" jawab mereka bersamaan. "Enak ya mimpinya" sindir saya sambil melihat Mbak Susi yang tersipu malu. "Mmh.. Lumayanlah" Mbak Susi menjawab sambil melihat Tante saya. "Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi ke pantai sengigi ya ndi" "Beres Tante, pokoknya puas dech" Kemudian Tante Ratna pergi meeting lagi dan saya kebagian tugas nganterin Mbak Susi, ini kesempatan namanya, kapan lagi ngentot sama orang cantik kayak artis lagi. Sore itu jan 15.10 saya anter Mbak Susi memakai mobil sewaan ke Senggigi. "Mbak, tadi malam ngapain aja di kamar sama Tante!" "Eh.. Ya tidur dong Ndi" jawab Mbak Susi agak sedikit grogi. "Mbak Susi ngentot ya sama Tante" "Hus.. Ngawur kamu Ndi" Mbak Susi mencubit saya sambil melotot. "Lho.. Wong Andi lihat kok, kalo nggak ngaku tak bilangin orang sekantornya Mbak Susi lho" "I.. Ya.. Iya.. Mbak Susi ngaku dech, tapi jangan bilangin siapa-siapa ya" Mobil kuparkir di tempat yang agak sepi dan jam sudah menunjukkan jam 18.20 malam. "Boleh tapi ada syaratnya!" "Kok pakai syarat.. Minta uang nich!" kata Mbak Susi akan membuka dompet. "Duit sich mau.. Tapi bukan itu, Andi pengin ngentot ama Mbak Susi" "Apa.. Gila.. Kamu.." "Kubilangin lho.." "Iya.. Dech.. Tapi bagian atas aja ya" jawab Mbak Susi pasrah sambil pindah dan bersandar pada bangku belakang. Saya mengikutinya dan sore itu Mbak Susi memakai kaos kuning ketat dan celana jins. "Lho.. Kok.. Dilihat aja, nggak mau ya!" goda Mbak Susi. "Mmh.. Pe.. Lan.. Ndi.." terengah-engah Mbak Susi saat saya cium dan kami saling melumat. Tangan saya meremas payudara sebelah kanan yang masih terbungkus kaos kuningnya. Beberapa menit kami berciuman dan kemudian saya arahkan ke leher untuk membuat cupang merah. Tangan saya sudah menyelusup ke dalam kaos dan BH putihnya sambil memelintir putingnya. "Ssh.. Mmh.. Aah.." rintih Mbak Susi sambil tangannya masuk ke dalam celana jins saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah tegak dari tadi. Saya buka celana jins saya dan membiarkan Mbak Susi dengan leluasa meremas-remas kontol saya. Kemudian saya buka pengait BH-nya dan muncullah dua bukit kembarnya yang tegak menantang, tanpa menunggu lagi saya lahap dan jilat sampai Mbak Susi merintih-rintih keenakan. "Terr.. Us.. Ndi.. Pin.. Dah sebelah lagi" Beberapa menit kami saling meremas dan menjilat, saya kemudian melepas celana jins dan CD putih Mbak Susi, wah betul-betul vagina yang sempurna, tanpa pikir panjang saya cium dan jilat vaginanya yang sudah basah oleh cairan kental putih itu, sambil menjilat saya masukkan jari tangan agar Mbak Susi bertambah merintih tidak karuan. "Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Masukin.. Mbak udah nggak tahan nich" "Ben.. Tar.. Mbak.. pakai kondom dulu" kata saya sambil membuka celana saya seluruhnya dan memakai kondom, kemudian dengan dituntun tangan Mbak Susi yang halus akhirnya bles.. Mmh masuk semua dech kontol saya yang katanya bengkok itu. "Terr.. Us.. Dor.. Ong.. Teruss.. Sst" "Cep.. Epet.. Ya.. Gitu.. Ahh.." Celoteh dan rintihan Mbak Susi akibat sodokan demi sodokan yang masukkan dalam-dalam, mmh nikmat rasanya dan akhirnya kami sama-sama nggak kuat, sambil berpelukan dengan erat.. Crot.. Crot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan. "Terima kasih ya Mbak Susi" "Sama-sama ndi, kapan-kapan lagi ya" jawab Mbak Susi tersenyum puas. Dan kami pun pulang, disambut Tante Ratna tanpa curiga. Aduh Tante saya yang satu ini cantik sekali, kapan ya saya bisa ngentot sama dia, abis cantik sich en' seksi. Kesempatan itu datang malam ini.. "Gimana Sus tadi" "Puas dech dianterin si Andi" "Siapa dulu dong Tantenya" "Rat, tidur duluan ya" "Iya sus, saya juga mau tidur" "Ndi terima kasih ya udah nganterin Mbak Susi tadi" "Biasa aja kok Mbak, yang penting puas khan?" jawab saya mengedipkan mata pada Mbak Susi. "Ndi, Tante tidur di kamarmu ya" "Kenapa Tante, apa kamar tamunya ndak cukup berdua ama Mbak Susi?" "Bukan begitu, di kamar tamu tuch panas, kali aja di kamarmu lebih adem" "Terserah Tante dech" jawab saya sekenanya. "Tante duluan tidur ya Ndi" "Iya Tante, Andi lagi nungguin acara bagus nich" Tante Ratna lalu pergi tidur dengan daster kuningnya yang kependekan itu. Satu setengah jam kemudian saya menyusul ke kamar untuk pergi tidur juga dan wow.. Tante Ratna tidur dengan memeluk guling, tapi yang membuat kontol saya tegak adalah daster kuningnya menyingkapkan paha kanannya yang putih bersih serta sedikit memperlihatkan CD-nya yang berwarna putih itu.. Mmh sungguh pemandangan yang indah pembaca. Saya dengan perlahan membuka pakaian dan celana pendek, tinggal CD saja, ini baru kesempatan namanya. Saya tidur dengan posisi membelakangi Tante Ratna dan dengan perlahan membuka daster bawahnya sampai sebatas pinggang dan sekarang dengan jelas kelihatan CD-nya berwarna putih selaras dengan pantatnya yang putih, pelan sekali saya tempelkan kontol saya ke pantat Tante Ratna dan serr.. Rasanya halus dan wangi tubuhnya pun harum. Mmh enak sekali, sambil tangan kanan saya linkarkan ke perutnya. Tidak ada reaksi sama sekali tapi tiba-tiba saja tangannya memegang tangan saya sambil bergumam.. "Mm.." Saya sampai kaget, tapi cuma sesaat dan kaki kanan saya masukkan di antara kaki Tante Ratna. Beberapa saat dalam kondisi tersebu, perlahan saya lanjutkan dengan tangan kanan saya yang tadinya di perut sekarang merayap perlahan ke arah dalam daster dan ternyata Tante Ratna tidur tidak memakai BH. Payudaranya akhirnya tersentuh juga dan saya usap dengan perlahan sekali takut Tante Ratna bangun. Khan malu sekali jadinya, tapi sudah kadung nafsu, saya terusin aja, paling dimarahin. Kontol kugesek-gesekkan seiring intensitas tangan saya yang sekarang bukan saja mengusap tapi meremas-remas. Lagi asyik-asyiknya melakukan kegiatan mepet-mepetan, tiba-tiba Tante Ratna tersadar juga. "Oh.. Siapa ini.." ujarnya sambil mengibaskan tangan saya. "Sst.. Andi.. Tante.." guman saya, antara takut dan bingung. "Maaf.. Tante.. Andi.. Khilaf" kata saya akan beranjak keluar. "Tunggu Ndi" tahan Tante Ratna. "Sebetulnya Tante nggak marah kok, cuma kaget aja, tak kirain siapa" "Sekali lagi maaf Tante, tapi jangan laporan ibu ya" "Kamu nakal ya, cuma ada syaratnya lho supaya nggak dilaporin" "Apa Tante, pokoknya tak lunasin dech" jawab saya bingung dan takut. "Kamu kunci kamar ini dan temenin Tante tidur malam terakhir ini, gimana?" Wah bukan main senangnya saya dan cepat-cepat saya kunci pintu dan wow Tante Ratna sudah membuka daster, tinggal CD putihnya saja. "Lho, kok bengong sini bobo" "I.. Ya.." Antara kagum dan nafsu jadi satu dech, melihat pemandangan yang bagus ini. Dan Tante Ratna menarik CD saya hingga lepas. "Wah.. Kontolmu bengkok ya" puji Tante Ratna sambil menindih saya. Lalu kami pun berciuman dengan lembut dan makin lama ciuman itu berubah menjadi saling jilat. Tangan saya bergerilya meremas-remas kedua payudaranya dan Tante Ratnapun meremas dan menarik-narik kontol saya. "Ndi.. Emut.. Su.. Su Tante.. Ya" tersengal-sengal Tante Ratna mengarahkan kepala saya pada payudaranya. Payudaranya yang putih saya emut, jilat dan gigit dengan perlahan sampai Tante Ratna merintih-rintih, sementara tangan kanan saya ikut masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap vagina Tante Ratna yang mulai basah. "Terr.. Us.. Ndi.. Yang.. Baw.. Ah" Saya teruskan, celana dalam putih itu saya tarik dan tampaklah vagina yang ditumbuhi bulu halus muncul, saya jilat, cairan putih semakin banyak, slrup.. Slrup.. Slrup begitu bunyinya saya hisap sampai kepala saya terjepit kaki Tante Ratna yang udah mulai orgasme pertama. "Ndi.. Ganti.. Po.. Sisi ya?" tanya Tante tersengal-sengal sambil mengarahkan mulutnya ke kontol saya hingga posisi kami bergaya 69. Tante Ratna betul-betul mahir mengulum dan menghisap sampai-sampai kontol saya gerakkan perlahan ke atas ke bawah seiring kulumannya dan saya pun tak kalah gesit menjilat dan menghisap cairan putih yang semakin banyak dari Tante Ratna. "Gan.. Tian.. Tante di atas" Lalu kami pun berubah posisi dengan saya di bawah dan Tante Ratna di atas, sambil sedikit berjongkok Tante Ratna membimbing kontol saya masuk vaginanya dan bless.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Begitu bunyinya akibat goyangan pantatnya yang semok dan sodokan kontol saya sampai-sampai buah zakar saya mepet dengan vaginanya. "Sst.. Terr.. Ss.. Pegang.. Su.. Su.. Tante.. Ndi.. Sst" "I.. Ya.. Tante.. Mmh.." "Nnach.. Gitu.. Rem.. As.. Yaa.." Rintih Tante Ratna karena kedua payudaranya saya remas dan kedua putingnya saya pelintir-pelintir. Keringat Tante Ratna sudah mulai menetes bersamaan dengan keringat saya, sudah 15 menit kami melakukan sodokan dan goyangan yang hebat sampai ranjang itu berderit-derit menahan goyangan kami yang begitu liar seperti pengantin baru. "Tan.. Andi.. Mau.. Kel.. Uar.. Nich" "Ben.. Tar.. Ndi.. Sst.. Sst.. Samaan.. Kelua.. Rrnya ya" perintah Tante pada saya yang sudah mau bobol saja rasanya dan kami pun mempercepat sodokan dan goyangan.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Dan akhirnya.. "Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Aakh.." Tante Ratna memeluk saya sambil menggoyang-goyang pantatnya semakin cepat, jeritaannya bersamaan dengan semprotan saya dan Tante, croot, croot muncratlah air mani itu dalam vagina Tante. Tante Ratna memeluk saya lemas dan kami pun berpelukan dalam keadaan bugil menikmati sensasi tersebut, saya dan Tante Ratna bergumul sampai 3 kali malam itu. "Terima kasih ya ndi, udah lama Tante nggak ngentot kayak begini" "Sama-sama Tante, Andi juga puas kok, kapan-kapan kalo Tante ke sini kita ngentot lagi ya" "Beres, pokoknya ini rahasia kita berdua, OK!" jawab Tante Ratna sambil mencium saya dengan lembut dan memberikan saya amplop. "Apaan ini Tante" "Oh, uang jajan dari Tante dan Susi buat kamu" "Terima kasih banyak lho Tante" jawab saya senang, sudah dapat ngentot en' dapet uang lagi yang besarnya kira-kira Rp,-3.400.000,-. Lumayan lho pembaca untuk tour guide seperti saya yang nganterin Tante saya yang biseks bersama temannya selama lima hari. Selamat jalan Tante Ratna dan Mbak Susi, semoga selamat dalam perjalanan pulang dan salam sayang dari keponakan dan sahabatmu, Andi. ***** E N D
Thursday, March 12, 2015
8:16 AM
Unknown
Antara Aku, Tante Ratna dan Mbak Susi | Kali ini saya kedatangan Tante saya, Tante Ratna dan temannya yang saya panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi adalah orang sunda asli dengan kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg sesuai dengan payudara yang saya perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh pada Mbak Susi. Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari saya, makanya saya panggil dengan Mbak. Tante Ratna orangnya supel dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan payudara yang kencang karena rajin fitnes, ukuran 34B. Cantiknya seperti artis Hongkong Rosamund Kwan kira-kira dan Mbak Susi seperti artis Venna Melinda. Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan selama lima hari. ***** "Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya" kata Tante Ratna sambil membereskan pakaian dalamnya. "Kemana Tante?" jawab saya sekenanya, sambil jelalatan melihat BH merah punya Tante Ratna, sungguh pemandangan yang indah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya.. He.. He.. "Mbak mau ke mall sebentar beli pulsa nich!" Mbak Susi menjawab mengandeng tangan saya akrab. "Beres boss.." Kemudian saya dan Mbak Ratna ke mall, di dalam taksi saya perhatikan Mbak Ratna sungguh seksi dengan hem atasan berwarna putih ketat memperlihatkan payudaranya yang membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, hingga lekuk-lekuk celana dalamnya samar-samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar. Sungguh membuat saya pengin ngentot aja. Tapi itu harapan saja coy. "Ramai juga mallnya ya!" "Iya.. Eh.. Mbak.. Sini" lalu saya menarik tangannya, sungguh halus dan lembut. "Counter handphone di sana toh" Karena ramai maka saya Mbak Susi mepet di depan saya hingga pantatnya yang terbungkus rok menempel di depan kontol saya. Wah ini kesempatan nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan kontol saya yang sudah tegak kepantatnya Mbak Susi, untuk tadi saya pakai celana panjang kain. Sensasinya begitu nikmat, apalagi dimasukin nich. Asoy geboy mak. Selesai acara mepet-mepetan tad karena udah sampai dan bla, bla, bla tanpa kejadian yang hot. Di malam ketiga, saya, Tante Ratna dan Mbak Susi ngobrol sampe malam, kira-kira jam 21.00. "Ndi Mbak Susi tidur duluan ya" "Iya Mbak.. Mimpi yang indah ya Mbak!" Lalu menyusul Tante Ratna yang malam itu memakai longdress yang belahannya seolah-olah tak muat untuk payudara yang putih bersih itu. Malam itu Tante Ratna tidur sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu. Tinggal saya yang memencet-mencet tombol remote TV karena acaranya tak begitu bagus. Kira-kira jam 23.00 saya mendengar jeritan kecil, karena penasaran saya datangi sumber suara itu dan arahnya ternyata dari kamar tamu. Saya jadi penasaran nich, kebiasaan ngintip kambuh lagi nich pembaca, kamar tamu itu cuma dibatasi kaca nako yang kebetulan kordennya setengah tertutup. Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh mengagetkan dan mengasyikkan. Tante Ratna sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Ratna sedang meremas-remas payudara Mbak Susi yang sudah terbuka setengahnya dan baju atas piyamanya sudah tidak beraturan lagi, menampakkan payudara dan BH hijaunya. Mmh sedap. "Rat.. Jangan.. Apa yang kamu lakukan" Mbak Susi berusaha menahan tangan payudaranya. "Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh.." rintih Tante Ratna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan liar sambil menarik BH hijau Mbak Susi hingga terpampanglah dua gunung putihnya. "Jang.. an.. Saya.. Masih suka sama pria Rat.." terengah-engah Mbak Susi menjawab karena Tante dengan giat mencium dan mengulum mulut, kemudian ke bawah puting Mbak Susi yang sudah kencang itu digigit dan dikulum Tante Ratna dengan gemas sambil tangan mengusap-ngusap celana dalam Mbak Susi yang berwarna putih itu. "Pe.. Lan.. Ada Andi tuch" "Udah diam aja kamu Sus!" bentak Tante Ratna pelan, sambil membuka longdressnya yang ternyata tidak memakai BH dan celana dalam. "Ssh.. Geli.. Ratna.. Ssh.." rintih Mbak Susi yang kelihatan sudah mulai terangsang. Tante Ratna mulai menciumi perut dan vagina Mbak Susi yang terbungkus celana dalam putih, beberapa menit kemudian terbukalah celana dalam Mbak Susi dan Tante Ratna mengambil posisi 69, saling menjilat vagina masing sambil jari tangan Tante Ratna tak henti keluar masuk vagina Mbak Susi yang sudah mulai basah. "Ce.. Pat.. Sus.. Saya mau keluar!" "I.. Ya.. Rat.. Samaan.. Ke.. Luarnya ya" jawab Mbak Susi sambil mempercepat jarinya begitu juga Tante Ratna. Kedua wanita itu saling mempercepat kegiatan masing-masing dan akhirnya mereka orgasme. Kemudian mereka tidur bugil sambil berpelukan. Ah.. Ternyata kontol saya dari tadi juga sudah keluar nich, biasa ngocok sendiri. ***** Keesokan paginya.. "Pagi Tante.. Pagi Mbak Susi" salam saya pada kedua wanita tersebut. "Pagi" jawab mereka bersamaan. "Enak ya mimpinya" sindir saya sambil melihat Mbak Susi yang tersipu malu. "Mmh.. Lumayanlah" Mbak Susi menjawab sambil melihat Tante saya. "Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi ke pantai sengigi ya ndi" "Beres Tante, pokoknya puas dech" Kemudian Tante Ratna pergi meeting lagi dan saya kebagian tugas nganterin Mbak Susi, ini kesempatan namanya, kapan lagi ngentot sama orang cantik kayak artis lagi. Sore itu jan 15.10 saya anter Mbak Susi memakai mobil sewaan ke Senggigi. "Mbak, tadi malam ngapain aja di kamar sama Tante!" "Eh.. Ya tidur dong Ndi" jawab Mbak Susi agak sedikit grogi. "Mbak Susi ngentot ya sama Tante" "Hus.. Ngawur kamu Ndi" Mbak Susi mencubit saya sambil melotot. "Lho.. Wong Andi lihat kok, kalo nggak ngaku tak bilangin orang sekantornya Mbak Susi lho" "I.. Ya.. Iya.. Mbak Susi ngaku dech, tapi jangan bilangin siapa-siapa ya" Mobil kuparkir di tempat yang agak sepi dan jam sudah menunjukkan jam 18.20 malam. "Boleh tapi ada syaratnya!" "Kok pakai syarat.. Minta uang nich!" kata Mbak Susi akan membuka dompet. "Duit sich mau.. Tapi bukan itu, Andi pengin ngentot ama Mbak Susi" "Apa.. Gila.. Kamu.." "Kubilangin lho.." "Iya.. Dech.. Tapi bagian atas aja ya" jawab Mbak Susi pasrah sambil pindah dan bersandar pada bangku belakang. Saya mengikutinya dan sore itu Mbak Susi memakai kaos kuning ketat dan celana jins. "Lho.. Kok.. Dilihat aja, nggak mau ya!" goda Mbak Susi. "Mmh.. Pe.. Lan.. Ndi.." terengah-engah Mbak Susi saat saya cium dan kami saling melumat. Tangan saya meremas payudara sebelah kanan yang masih terbungkus kaos kuningnya. Beberapa menit kami berciuman dan kemudian saya arahkan ke leher untuk membuat cupang merah. Tangan saya sudah menyelusup ke dalam kaos dan BH putihnya sambil memelintir putingnya. "Ssh.. Mmh.. Aah.." rintih Mbak Susi sambil tangannya masuk ke dalam celana jins saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah tegak dari tadi. Saya buka celana jins saya dan membiarkan Mbak Susi dengan leluasa meremas-remas kontol saya. Kemudian saya buka pengait BH-nya dan muncullah dua bukit kembarnya yang tegak menantang, tanpa menunggu lagi saya lahap dan jilat sampai Mbak Susi merintih-rintih keenakan. "Terr.. Us.. Ndi.. Pin.. Dah sebelah lagi" Beberapa menit kami saling meremas dan menjilat, saya kemudian melepas celana jins dan CD putih Mbak Susi, wah betul-betul vagina yang sempurna, tanpa pikir panjang saya cium dan jilat vaginanya yang sudah basah oleh cairan kental putih itu, sambil menjilat saya masukkan jari tangan agar Mbak Susi bertambah merintih tidak karuan. "Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Masukin.. Mbak udah nggak tahan nich" "Ben.. Tar.. Mbak.. pakai kondom dulu" kata saya sambil membuka celana saya seluruhnya dan memakai kondom, kemudian dengan dituntun tangan Mbak Susi yang halus akhirnya bles.. Mmh masuk semua dech kontol saya yang katanya bengkok itu. "Terr.. Us.. Dor.. Ong.. Teruss.. Sst" "Cep.. Epet.. Ya.. Gitu.. Ahh.." Celoteh dan rintihan Mbak Susi akibat sodokan demi sodokan yang masukkan dalam-dalam, mmh nikmat rasanya dan akhirnya kami sama-sama nggak kuat, sambil berpelukan dengan erat.. Crot.. Crot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan. "Terima kasih ya Mbak Susi" "Sama-sama ndi, kapan-kapan lagi ya" jawab Mbak Susi tersenyum puas. Dan kami pun pulang, disambut Tante Ratna tanpa curiga. Aduh Tante saya yang satu ini cantik sekali, kapan ya saya bisa ngentot sama dia, abis cantik sich en' seksi. Kesempatan itu datang malam ini.. "Gimana Sus tadi" "Puas dech dianterin si Andi" "Siapa dulu dong Tantenya" "Rat, tidur duluan ya" "Iya sus, saya juga mau tidur" "Ndi terima kasih ya udah nganterin Mbak Susi tadi" "Biasa aja kok Mbak, yang penting puas khan?" jawab saya mengedipkan mata pada Mbak Susi. "Ndi, Tante tidur di kamarmu ya" "Kenapa Tante, apa kamar tamunya ndak cukup berdua ama Mbak Susi?" "Bukan begitu, di kamar tamu tuch panas, kali aja di kamarmu lebih adem" "Terserah Tante dech" jawab saya sekenanya. "Tante duluan tidur ya Ndi" "Iya Tante, Andi lagi nungguin acara bagus nich" Tante Ratna lalu pergi tidur dengan daster kuningnya yang kependekan itu. Satu setengah jam kemudian saya menyusul ke kamar untuk pergi tidur juga dan wow.. Tante Ratna tidur dengan memeluk guling, tapi yang membuat kontol saya tegak adalah daster kuningnya menyingkapkan paha kanannya yang putih bersih serta sedikit memperlihatkan CD-nya yang berwarna putih itu.. Mmh sungguh pemandangan yang indah pembaca. Saya dengan perlahan membuka pakaian dan celana pendek, tinggal CD saja, ini baru kesempatan namanya. Saya tidur dengan posisi membelakangi Tante Ratna dan dengan perlahan membuka daster bawahnya sampai sebatas pinggang dan sekarang dengan jelas kelihatan CD-nya berwarna putih selaras dengan pantatnya yang putih, pelan sekali saya tempelkan kontol saya ke pantat Tante Ratna dan serr.. Rasanya halus dan wangi tubuhnya pun harum. Mmh enak sekali, sambil tangan kanan saya linkarkan ke perutnya. Tidak ada reaksi sama sekali tapi tiba-tiba saja tangannya memegang tangan saya sambil bergumam.. "Mm.." Saya sampai kaget, tapi cuma sesaat dan kaki kanan saya masukkan di antara kaki Tante Ratna. Beberapa saat dalam kondisi tersebu, perlahan saya lanjutkan dengan tangan kanan saya yang tadinya di perut sekarang merayap perlahan ke arah dalam daster dan ternyata Tante Ratna tidur tidak memakai BH. Payudaranya akhirnya tersentuh juga dan saya usap dengan perlahan sekali takut Tante Ratna bangun. Khan malu sekali jadinya, tapi sudah kadung nafsu, saya terusin aja, paling dimarahin. Kontol kugesek-gesekkan seiring intensitas tangan saya yang sekarang bukan saja mengusap tapi meremas-remas. Lagi asyik-asyiknya melakukan kegiatan mepet-mepetan, tiba-tiba Tante Ratna tersadar juga. "Oh.. Siapa ini.." ujarnya sambil mengibaskan tangan saya. "Sst.. Andi.. Tante.." guman saya, antara takut dan bingung. "Maaf.. Tante.. Andi.. Khilaf" kata saya akan beranjak keluar. "Tunggu Ndi" tahan Tante Ratna. "Sebetulnya Tante nggak marah kok, cuma kaget aja, tak kirain siapa" "Sekali lagi maaf Tante, tapi jangan laporan ibu ya" "Kamu nakal ya, cuma ada syaratnya lho supaya nggak dilaporin" "Apa Tante, pokoknya tak lunasin dech" jawab saya bingung dan takut. "Kamu kunci kamar ini dan temenin Tante tidur malam terakhir ini, gimana?" Wah bukan main senangnya saya dan cepat-cepat saya kunci pintu dan wow Tante Ratna sudah membuka daster, tinggal CD putihnya saja. "Lho, kok bengong sini bobo" "I.. Ya.." Antara kagum dan nafsu jadi satu dech, melihat pemandangan yang bagus ini. Dan Tante Ratna menarik CD saya hingga lepas. "Wah.. Kontolmu bengkok ya" puji Tante Ratna sambil menindih saya. Lalu kami pun berciuman dengan lembut dan makin lama ciuman itu berubah menjadi saling jilat. Tangan saya bergerilya meremas-remas kedua payudaranya dan Tante Ratnapun meremas dan menarik-narik kontol saya. "Ndi.. Emut.. Su.. Su Tante.. Ya" tersengal-sengal Tante Ratna mengarahkan kepala saya pada payudaranya. Payudaranya yang putih saya emut, jilat dan gigit dengan perlahan sampai Tante Ratna merintih-rintih, sementara tangan kanan saya ikut masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap vagina Tante Ratna yang mulai basah. "Terr.. Us.. Ndi.. Yang.. Baw.. Ah" Saya teruskan, celana dalam putih itu saya tarik dan tampaklah vagina yang ditumbuhi bulu halus muncul, saya jilat, cairan putih semakin banyak, slrup.. Slrup.. Slrup begitu bunyinya saya hisap sampai kepala saya terjepit kaki Tante Ratna yang udah mulai orgasme pertama. "Ndi.. Ganti.. Po.. Sisi ya?" tanya Tante tersengal-sengal sambil mengarahkan mulutnya ke kontol saya hingga posisi kami bergaya 69. Tante Ratna betul-betul mahir mengulum dan menghisap sampai-sampai kontol saya gerakkan perlahan ke atas ke bawah seiring kulumannya dan saya pun tak kalah gesit menjilat dan menghisap cairan putih yang semakin banyak dari Tante Ratna. "Gan.. Tian.. Tante di atas" Lalu kami pun berubah posisi dengan saya di bawah dan Tante Ratna di atas, sambil sedikit berjongkok Tante Ratna membimbing kontol saya masuk vaginanya dan bless.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Begitu bunyinya akibat goyangan pantatnya yang semok dan sodokan kontol saya sampai-sampai buah zakar saya mepet dengan vaginanya. "Sst.. Terr.. Ss.. Pegang.. Su.. Su.. Tante.. Ndi.. Sst" "I.. Ya.. Tante.. Mmh.." "Nnach.. Gitu.. Rem.. As.. Yaa.." Rintih Tante Ratna karena kedua payudaranya saya remas dan kedua putingnya saya pelintir-pelintir. Keringat Tante Ratna sudah mulai menetes bersamaan dengan keringat saya, sudah 15 menit kami melakukan sodokan dan goyangan yang hebat sampai ranjang itu berderit-derit menahan goyangan kami yang begitu liar seperti pengantin baru. "Tan.. Andi.. Mau.. Kel.. Uar.. Nich" "Ben.. Tar.. Ndi.. Sst.. Sst.. Samaan.. Kelua.. Rrnya ya" perintah Tante pada saya yang sudah mau bobol saja rasanya dan kami pun mempercepat sodokan dan goyangan.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Dan akhirnya.. "Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Aakh.." Tante Ratna memeluk saya sambil menggoyang-goyang pantatnya semakin cepat, jeritaannya bersamaan dengan semprotan saya dan Tante, croot, croot muncratlah air mani itu dalam vagina Tante. Tante Ratna memeluk saya lemas dan kami pun berpelukan dalam keadaan bugil menikmati sensasi tersebut, saya dan Tante Ratna bergumul sampai 3 kali malam itu. "Terima kasih ya ndi, udah lama Tante nggak ngentot kayak begini" "Sama-sama Tante, Andi juga puas kok, kapan-kapan kalo Tante ke sini kita ngentot lagi ya" "Beres, pokoknya ini rahasia kita berdua, OK!" jawab Tante Ratna sambil mencium saya dengan lembut dan memberikan saya amplop. "Apaan ini Tante" "Oh, uang jajan dari Tante dan Susi buat kamu" "Terima kasih banyak lho Tante" jawab saya senang, sudah dapat ngentot en' dapet uang lagi yang besarnya kira-kira Rp,-3.400.000,-. Lumayan lho pembaca untuk tour guide seperti saya yang nganterin Tante saya yang biseks bersama temannya selama lima hari. Selamat jalan Tante Ratna dan Mbak Susi, semoga selamat dalam perjalanan pulang dan salam sayang dari keponakan dan sahabatmu, Andi. ***** E N D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment